Perlukah Privasi Suami-Istri?

Posted: February 1, 2016 in Wanita
Tags: , , ,

Orang sering berpendapat, dengan menikah tak ada lagi wilayah pribadi bagi suami dan istri.

Menikah berarti menyatukan dua insan yang berbeda untuk mengarungi kehidupan secara bersama-sama. Definisi menyatukan tak jarang dimaknai dengan tidak adanya lagi privasi di antara suami dan istri.

Ada hal-hal pribadi pasangan yang perlu dihormati meski sepasang pria dan wanita sudah terikat dalam pernikahan. Alasannya, privasi merupakan hal penting yang dapat menjaga hubungan rumah tangga suami dan istri tetap sehat.

Disamping menghargai privasi pasangan, pasangan tetap menjunjung keterbukaan satu sama lain. Meski pasangan tidak perlu tahu berbagai hal secara mendetail, keterbukaan yang terjalin antara pasangan suami dan istri dapat mengurangi kemungkinan timbulnya kecurigaan.

Jika komunikasi dan keterbukaan tidak terjalin dengan baik, rasa tidak percaya dan curiga akan mendorong seseorang untuk memata-matai pasangan. Salah satunya dengan mengakses gadget atau dompet pasangan yang notabenenya merupakan area pribadi.

Ketika pasangan mengakses area pribadi secara sembunyi-sembunyi karena curiga, hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan sudah tidak terjalin sehat.

Ketika suami atau istri secara sembunyi-sembunyi mengakses gadget atau dompet pribadi pasangan, ada masalah kepercayaan yang sedang terjadi. Masalah kepercayaan ini dapat timbul di antara pasangan ketika salah satu pihak sudah mengatasi masalah tersebut.

Bicara,bukan melacak

Hal yang perlu dilakukan ketika masalah kepercayaan ini terjadi ialah dengan berkomunikasi dan bersikap terbuka.

Pihak yang dilanda curiga atau merasa sesuatu yang mengganjal harus secara terbuka mencari informasi dengan secara terbuka bertanya kepada pasangan. Sebaliknya, pasangan yang ditanya pun harus secara terbuka memberikan pernyataan atau klarifikasi.

Kalau ada yang tidak nyaman, tanyakan, bukan mencurigai.

Bukan hal yang sulit untuk menumbuhkan keterbukaan dan kepercayaan di antara hubungan suami-istri. Kedua pasangan hanya perlu menyadari, keterbukaan merupakan hal penting dan menyadari bahwa tiap manusia tak luput dari kesalahan. Dengan begitu, pihak yang mungkin melakukan kesalahan dapat dengan terbuka berkomunikasi kepada pasangannya dan pasangan yang mendengarkan pengakuan tersebut tidak beraksi secara berlebihan.

Alasannya, tak jarang seseorang yang terbuka menjadi enggan untuk kembali bersifat terbuka kepada pasangan karena reaksi yang kurang mengenakkan. Karena emosi, tak jarang pasangan justru mengungkit-ungkit masalah di masa lalu yang tidak ada hubungannya dengan permasalahan yang sedang terjadi. Jika hal ini dibiarkan, tak jarang keharmonisan rumah tangga terganggu.

Republika 24 Januari 2016

Leave a comment